Bedah Buku Tambang Untuk Negeri Pada Acara Forum Knowledge Sharing Kementerian ESDM

Pada Jumat pagi, 28 April 2017, tim buku Tambang Untuk Negeri berkesempatan mendampingi Ir. Resvani, MBA untuk mengisi kegiatan Forum Knowledge Sharing dengan materi “Tambang Untuk Negeri: Sebuah Inovasi Konsep Untuk Mengoptimalkan Benefit Bagi Indonesia Sebagai Pemilik Sumber Daya Alam.” Kegiatan FKS ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM bertempat di ruang Amphytheatre Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara ESDM (Puslitbang Tekmira ESDM), Bandung.  Acara ini diperuntukkan bagi para pejabat eselon II kementerian ESDM dan para peneliti di ESDM.

Acara tersebut diawali dengan sambutan oleh Kepala Afiliasi dan Informasi, Ir. Sariman yang sekaligus membuka secara resmi acara Forum Knowledge Sharing ini. Beliau sangat mengapresiasi karya Ir. Resvani, MBA dan mengajak para peneliti untuk turut berperan aktif menghasilkan karya-karya lain sebagai kontribusi demi kemajuan pertambangan Indonesia.

Kegiatan yang dihadiri kurang lebih empat puluh (40) orang ini dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu pemaparan materi buku Tambang Untuk Negeri yang dimoderasi langsung oleh Bu Dra. Retno Damayanti, Dipl.EST selaku peneliti senior Puslitbang Tekmira  dan Mantan Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara ESDM. Ir. Resvani, MBA memaparkan materi isi buku secara komprehensif yaitu mengenai pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penulisan buku; lalu materi kondisi ideal pertambangan Indonesia dengan tinjauan input-proses-output pertambangan.

Pemaparan selanjutnya adalah mengenai analisis kondisi pertambangan Indonesia dengan berbagai tools modern seperti Resource Based View, Value Chain Analysis dan Potter’s Five Forces; serta penjelasan empat akar permasalahan pertambangan Indonesia yaitu state position, indirect operation, low financing activities dan onerous regulation. Pemecahan masalah-masalah tersebut ditawarkan melalui suatu inovasi konsep BUMN Induk yang dijelaskan secara komprehensif di dalam buku Tambang Untuk Negeri, termasuk salah satunya konsep sekuritisasi-monetisasi sumber daya alam yang dapat menghasilkan giant systemic cash flow bagi pembangunan Indonesia. Pemaparan tersebut akhirnya ditutup pada materi rencana implementasi konsep BUMN Induk dan berbagai kesimpulan, yaitu salah satunya peran pemerintah dan DPR RI sebagai stakeholders pembuat kebijakan sangat vital untuk mewujudkan konsep tersebut. Ir. Resvani MBA pun menantang pihak Puslitbang Tekmira ESDM sebagai salah satu pihak pemerintah untuk bersama-sama melanjutkan perumusan rencana pengimplementasian dari konsep BUMNI ini.

Bu Dra. Retno Damayanti, Dipl.EST kemudian memimpin jalannya sesi tanya jawab dan diskusi yang berjalan dengan sangat produktif dan konstruktif. Pertanyaan pertama dilontarkan oleh Pak Riswan yang tertarik mengenai isu kurang memadainya peraturan serta implementasinya terkait investasi serta masuknya tenaga kerja asing pada pembagunan smelter serta mengenai modal awal eksplorasi dalam kerangka sekuritisasi-monetisasi sumber daya alam. Ir. Resvani, MBA menanggapi dari sisi lemahnya pengawasan akibat semua peran negara (pembuat kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan dan pengawasan) dilakukan oleh satu badan/lembaga – dalam hal ini pemerintah, dengan demikian memfokuskan peran pemerintah dalam fungsi kebijakan, pengaturan dan pengawasan akan dapat menjadi salahsatu solusi untuk masalah ini. Sementara peran pengelolaan dan pengawasan yang bersifat bisnis dilakukan langsung oleh badan negara lainnya yakni BUMNI, Pak Widi turut memberi tanggapan bahwa sebenarnya mampu secara kompetensi untuk mengimplementasikan regulasi pertambangan dengan baik terutama pada kasus terkait investasi dan tenaga kerja asing pada pembangunan smelter jika setiap unit di Kementerian ESDM seluruh Indonesia dapat bekerja sama secara maksimal. Kemudian, terkait modal awal eksplorasi dalam skema sekuritisasi monetisasi Resvani menjelaskan bahwa staging implementasi BUMNI dilakukan secara bertahap bagi bahan-bahan galian yang sudah lebih siap untuk disekuritisasi dan dimonetisasi sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya dan dapat dijadikan sebagai salah satu financial resources untuk kegiatan eksplorasiyang juga akan dilakukan oleh BUMNI ini bersama Badan Geologi Nasional sehingga database sumber daya alam nasional dapat terintegrasi dengan baik.

Selanjutnya dari pihak Badan Litbang ESDM yaitu Pak Hermansyah menanyakan mengenai kemungkinan untuk menerapkan konsep pengelolaan minyak dan gas bumi seperti Production Sharing Contract ataupun Gross Split pada pengelolaan mineral dan batubara, serta apa mungkin juga nantinya dibentuk badan khusus untuk pengawasan pengelolaan minerba seperti SKK Migas. Ir. Resvani, MBA dengan semangat menanggapi hal tersebut bahwa bahasan mengenai berbagai jenis sistem pengelolaan sumber daya alam ada di buku yaitu di Bab III bahwa Production Sharing Contract adalah bagian dari sistem kontrak yang dianggap mirip dengan KK atau PKP2B di pengelolaan minerba, namun dari sisi provisi-provisinya sangat berbeda terutama mengenai aspek fiscal dan teknis. Pembentukan SKK minerba kurang direkomendasikan oleh Ir. Resvani, MBA karena tidak badan seperti itu bukanlah Badan Usaha yang dapat melakukan monetisasi asset sumberdaya alam Indonesia untuk membentuk Giant Systemic Cash Flow bagi Pertumbuhan Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Pertanyaan terakhir yang dibahas adalah dari Pak Deni Firmansyah sebagai perwakilan dari Ditjen Minerba ESDM, mengenai kemungkinan kolaborasi dengan pihak asing dalam perwujudan konsep BUMNI. Ir. Resvani, MBA menanggapi bahwa kemungkinan kolaborasi internasional tetap ada, namun demikian perlu diperhatikan akan adanya resiko yang tinggi. Perlu dirumuskan bersama bagaimana caranya kita tetap tidak mengusir investor asing, karena Indonesia negara terbuka, namun kendali utama pengeolaan sumber daya alam tetap berada di bangsa Indonesia. Sesi tanya jawab ini kemudian ditutup oleh kesimpulan Bu Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST bahwa dari inovasi konsep pengelolaan pertambangan ini, yang paling penting adalah kendali pemerintah untuk membantu mewujudkan konsep tersebut untuk menjawab semua akar permasalahan pertambangan.

Acara Forum Knowledge Sharing ini kemudian ditutup dengan kegiatan pembagian buku Tambang Untuk Negeri secara gratis kepada para penanya dan kegiatan foto bersama penulis serta pihak Balitbang ESDM dan Pusdiklat Tekmira.