Alhamdulillah, kegiatan launching Buku Tambang Untuk Negeri oleh Penerbit Gramedia di Gramedia Book Store Grand Indonesia East Mall Lantai 3 pada hari Kamis, 30 Maret 2017 pukul 15.00-17.00 WIB telah berlangsung sukses dan hikmat. Acara dihadiri langsung oleh Ekonom Senior Bapak Faisal Basri, General Manager Gramedia, pihak media, pakar pertambangan, dan lebih dari puluhan orang peminat buku. Kegiatan Launching buku dibuka oleh General Manager Bhuana Ilmu Pupuler (grup Gramedia), Pak Suhartono. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa bangganya dengan diterbitkannya Buku Tambang Untuk Negeri ini yang sangat berbobot dalam segi konten dan Buku ini dapat menjadi Babon (buku referensi yang komprehensif) untuk pertambangan. Dengan membaca buku ini, seseorang yang belum mengetahui tentang pertambangan bisa menjadi paham dan sekaligus menambah semangat persatuan dan kecintaan terhadap tanah air. Beliau juga berharap penulis dapat melanjutkan penulisan tentang pertambangan dengan mem-breakdown Buku Tambang Untuk Negeri menjadi beberapa jenis buku yang dapat diminati oleh semua kalangan, misalnya diterbitkan sehingga dapat dibuat lebih fun untuk dibaca dan dipelajari oleh anak-anak. Karena dengan seperti itu, buku ini akan lebih luas memberikan pemahaman tentang pentingnya pertambangan pada semua kalangan dan untuk edukasi masyarakat. Acara dilanjutkan dengan ceremony peluncuran buku secara simbolis oleh Pak Suhartono kepada Resvani.
Setelah ceremony, tiba giliran Pak Faisal Basri (ekonom senior Indonesia) ikut serta memberikan sambutan dalam peluncuran buku ini. Beliau menyampaikan kebanggaannya pada buku ini karena ditulis oleh seorang pemuda yang punya pemikiran yang sangat komprehensif tentang pertambangan dan sumberdaya alam. Buku ini sangat memecut bagi penggerak pertambangan di Indonesia dari segala bidang termasuk Beliau sebagai ekonom dan akademisi untuk terus berkarya bagi Bangsa ini, karena banyak kalangan yang sudah berkecimpung dalam bidang akademis dan penelitian yang belum merancang konsep yang ditawarkan oleh buku ini. “Memang faktanya dari kalangan muda lah yang memberikan konsep untuk kemajuan bangsa karena kemauan dari pemuda lebih memiliki banyak gagasan yang inovatif”. Banyak peristiwa yang seakan-akan tidak membekas di saat kekayaan Indonesia tidak dikelola dengan baik, seperti sampai saat ini Indonesia masih menjadi net importir untuk bidang minyak. Kekayaan perikanan, perhutanan, dan pertambangan juga mengalami hal yang sama. Ketika kita perhatikan saat ini pemerintah terlalu fokus pada kepemilikan bukan produksi, bahkan seakan-akan tidak boleh asing menguasai 1% pun dari kekayaan tersebut. Tetapi kita sering lupa dalam hal produksi, seharusnya kita bisa memberdayakan greenfield sehingga tidak memanfaatkan sisa yang ada walaupun kepemilikan sudah ada di pemerintah Indoneia. Solusinya ada di Buku Tambang Untuk Negeri ini dengan monetisasi dan sekuritisasi. Selain itu, banyak konsep-konsep yang ditawarkan oleh pemerintah dengan menjamin bagi hasil antara negara dan investor asing. Tapi kita juga harus memikirkan mengenai penghasilan dan pajak perusahaan apakah turun atau naik. Dalam buku ini sangat komprehensif dan solusi yang ditawarkan untuk kepentingan rakyat bahwa kekayaan negara sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Penulis Buku, Resvani juga memberikan sambutan dan memberikan informasi bahwa minat dari masyarakat terhadap buku Tambang Untuk Negeri sangat tinggi, terbukti sebelum launcing, buku ini sendiri sudah hampir seribu buku tersebar ke wilayah Indonesia dari Aceh sampai Papua. Ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang peduli tentang pertambangan untuk kemajuan Bangsa, oleh karena itu kita tidak boleh pesimis dan pasrah atas perbaikan secara kontinu pada pengelolaan sumberdaya alam kita untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Penulis juga menyampaikan tentang akar permasalahan pertambangan di Indonesia terlebih dahulu. Selanjutnya diberikan solusi yang komprehensif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sesi tanya jawab dilakukan pada sesi terakhir yang dipimpin oleh moderator dari Gramedia. Moderator sendiri sangat terinspirasi dengan buku karena selama beliau di Gramedia baru kali ini melakukan launching buku tentang pertambangan yang mudah di pahami. Dalam sesi tersebut dibahas pentingnya pertambangan bagi manusia dan masyarakat agar manusia mencintai industri yang menjadi penyokong peradaban dunia. Masyarakat juga harus mengetahui hak-haknya terhadap sumberdaya alam dan pertambangan. Mengenai masalah produktivitas vs kepemilikan kita harus kembali lagi ke konsep awal Pasal 33 UUD 1945. Kita pernah melewati rezim-rezim sistem pertambangan mulai dari konsesi, kontrak karya, dan lain-lain. Setelah diteliti ternyata tidak ada satu pun sistem yang dapat menyelesaikan akar-akar masalah pertambangan Indonesia. Kita jangan terlalu fokus pada benang kusut saat ini, tapi lebih mendefinisikan pertambangan yang benar. Sehingga tambang jangan hanya sebagai komoditas tapi menjadi prime over pembangunan. Dalam pembuatan kebijakan pun harus komprehensif dan menyeluruh. Berbicara masalah cadangan kita mengetahui bahwa dorongan eksplorasi masih rendah, penggolongan bahan galian belum sesuai dan belum mencerminkan peran strategisnya terhadap negara, serta database cadangan bahan galian pun belum memadai. Pada sesi akhir penulis memaparkan bagaimana kebutuhan negara akan Grand design State Policy (GBHN) yang menjadikan sumberdaya alam sebagai central dari kebijakan Sosial ekomomi, Politik, hukum dan Keamanan, yang kemudian diturunkan ke dalam Grand Design Natural Resources Policy dan Grand Design Mining Policy untuk menjadi pedoman utama dalam pembuatan peraturan perundangan di bidang pertambangan dan sektor terkait, dan menjadi dasar kebijakan yang sinergi antar sektor di Indonesia. Sehingga optimasi kebijakan dapat dicapai untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang bijaksana demi hidupnya industri pertambangan, berkembangnya industri hilir dan manufaktur demi tercapainya kemandirian masyarakat.
Acara ini ditutup dengan foto bersama dan signing penulis di buku-buku Tambang Untuk Negeri yang telah menjadi milik pembaca.